Tips Menyiapkan Anak Toilet Training

Tips Menyiapkan Anak Toilet Training

Daftar Isi


Daftar Isi Tidak Ditemukan

Bagikan :


Si kecil sudah bisa berjalan dan mulai berlari ke sana kemari? Lucu sekali ya melihat tingkah mereka, namun jangan lupa ketika anak sudah mulai bisa berjalan atau berlari, inilah saat yang tepat untuk mengajarkan toilet training.

Sebenarnya, kesiapan anak-anak dalam belajar toilet training tidak selalu sama. Namun, para ahli mengatakan toilet training setidaknya harus mulai diajarkan pada anak ketika usia 18 bulan - 2,5 tahun. Terlalu cepat atau terlalu lambat akan memberikan resiko sendiri. Misalnya apabila dilakukan terlalu cepat akan membuat anak trauma, belum lagi cedera yang mungkin didapat saat ia terpeleset.

Kesiapan anak

Dilansir Verywellfamily, kesiapan anak dalam belajar toilet training dapat ditunjukkan melalui beberapa hal yang bisa Anda amati, di antaranya:

Apabila ia mulai tertarik pada menjaga kebersihan, kegiatan di kamar mandi dan menunjukkan ketertarikan pada baju 'anak besar'

  • Ketika popoknya menunjukkan kondisi kering lebih dari 2 jam ketika ia bangun
  • Ketika ia tahu harus ke mana saat merasa ingin buang air kecil
  • Ketika ia mulai menunjukkan keinginan melakukan segala sesuatu sendiri
  • Ketika ia bisa melepas atau memakai celananya sendiri
  • Ketika ia sudah bisa menengarkan petunjuk dari Anda seperti menyalakan lampu kamar mandi, melepas celana, duduk di dudukan toilet, mengelap, memencet tombol flush di toilet dan mencuci tangan
  • Ketika anak Anda bisa duduk dengan tenang dan bersabar, khususnya saat buang air besar
  • Ketika ia sudah bisa berbicara atau menunjukkan keinginannya

Untuk membantu memperlancar toilet training, ada beberapa hal yang perlu Anda siapkan seperti dilansir Healthline berikut:

  • Dudukan toilet atau potty chair
  • Tangga toilet
  • Celana dalam anak
  • Training pants
  • Extender pipa
  • Sabun cuci
  • Stiker motivasi
  • Buku cerita tentang toilet training

Kesiapan orang tua

Selain kesiapan anak, kesiapan orang tua juga harus diperhatikan sebagai salah satu poin penting.

Mengajarkan toilet training pada anak tidak perlu terburu-buru. Saat kondisi Anda sedang stres atau sedang sibuk akan suatu kegiatan lebih baik menunda toilet training sehingga tidak akan membuat Anda atau anak merasa trauma.

Buat jadwal misalnya 20 menit setelah ia makan atau minum, atau 2 jam setelah popoknya tetap kering. Tawarkan pada anak untuk buang air kecil atau buang air besar di toilet.

Berikan semangat

Anak-anak lebih mudah belajar ketika mereka bersemangat. Berikan semangat dan pujian ketika mereka berhasil buang air kecil atau buang air besar di toilet. Anda juga bisa menghadiahi mereka dengan stiker motivasi untuk membangun motivasi dalam diri mereka.

Bersiap membersihkan rumah ekstra

Belajar tidak selalu lancar. Ada kalanya ketika anak sedang asyik bermain dan lupa ia akan mengompol dan menyebabkan lantai basah. Menghukum atau memarahi anak justru akan membuat ia mogok toilet training.

Jika ia mengompol, tawarkan untuk membantu menyelesaikan buang air kecilnya di toilet dan tunjukkan simpati Anda.

Berikan contoh

Anak-anak adalah pembelajar yang cepat, sehingga dengan melihat Anda sebagai role model maka ia akan mengikuti setiap kebiasaan Anda, termasuk mencuci tangan setelah menggunakan toilet.

Memberikan waktu mandiri

Ketika anak sudah terbiasa buang air kecil di toilet dan diam-diam dia berusaha melakukannya sendiri, berikan ia waktu dengan dirinya. Walaupun mungkin kamar mandi akan kacau, atau celananya basah karena air di kamar mandi, tak mengapa. Ingat, belajar membutuhkan proses waktu.

 

Writer: Agatha

Edited By: dr. Ayu Munawaroh

Last Updated: 14-Oct-2021

 

Sumber:

  1. Fitzgerald L. 8 Signs Your Toddler Is Ready to Potty Train (2021). Available from: https://www.verywellfamily.com/signs-your-toddler-is-ready-to-potty-train-290259.
  2. Marcin A. A Parents’ Guide on How to Begin Potty Training (2021). Available from: https://www.healthline.com/health/parenting/potty-training/how-to-start-potty-training.